Sabtu, 14 November 2015

Kereta Api kelas Eksekutif

Kereta api eksekutif

Eksekutif campuran Kereta api Sawunggalih Utama.
Kereta api eksekutif Bima tiba diStasiun Gambir
Kereta api eksekutif adalah kereta penumpang yang dilengkapi dengan AC (Air Conditioner). Kereta api eksekutif juga menyediakan sarana hiburanselama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan, penumpang dapat juga memesan makanan danminuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi (kereta makan) yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke.
Kereta api ini pada umumnya ditarik lokomotif besar seperti CC201CC203, dan CC204. Namun kini, CC206ditugaskan untuk menggantikan lokomotif-lokomotif tersebut semenjak CC204 mulai berdinas di Sumatera Selatan.
Kereta eksekutif dibagi menjadi tiga, yaitu kereta kelas argo, kelas satwa, dan kelas campuran.

Kelas ArgoSunting

Peta jalur kereta api kelas eksekutif Argo. Masih ada nama Argo Gede dan belum ada Argo Parahyangan (penggantinya).
Kelas Argo, merupakan kelas layanan tertinggi PT Kereta Api Indonesia (Persero), yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50/52 orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar menggunakan namagunung yang berada dekat dengan kota tujuan kereta tersebut. Misalnya, kereta api Argo Bromo Anggrek tujuanSurabaya, gunung Bromo tidak jauh dengan kota Surabayakereta api Argo Wilis tujuan Surabaya, gunung Wilis tidak jauh dengan kota Madiunkereta api Argo Muria tujuan Semarang, gunung Muria tidak jauh dengan kotaSemarangkereta api Argo Sindorotujuan Semarang, gunung Sindoro tidak jauh dengan kota Semarang,. Begitu pula dengan kereta api Argo Lawutujuan Solo, Gunung Lawu tidak jauh dengan kota Solo.
Pengecualian berlaku untuk kereta apiArgo JatiArgo Parahyangan, dan Argo Dwipangga, karena tidak menggunakan nama gunung. Argo Jati menggunakan nama yang berasal dari sosokWalisongoSunan Gunung Jati, sedangkan Argo Parahyangan sebenarnya merupakan gabungan dari nama Argo Gede dan Parahyangan. Nama Dwipangga sebenarnya berartigajah.
Kereta api Argo Lawu bersama kereta api kelas Argo lainnya diangkat menjadi lagu campur sari karya Cak Diqin, "Sepur Argo Lawu".[1] Pada lagu tersebut disebutkan nama Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, dan Sri Tanjung.

SejarahSunting

Kelas argo mulai ada sejak era KA Argo Bromo dan KA Argo Gede, juga munculnya Argo Lawu pada tahun 1995. Kemudian KA Argo-Argo baru mulai diluncurkan. KA Argo Bromo diganti dengan KA Argo Bromo Anggrek dan KA Argo Muria lahir pada 1997, lalu muncullah Argo Dwipangga dan Argo Wilis pada 1998. Kemudian KA Argo Muria 1 menjadi Argo Sindoro, dan lahir juga KA Argo Jati pada 2007.

Kereta dan fasilitasSunting

KA Argo menggunakan KA terbaik dari INKA, yang dibuat antara tahun 1995 untuk KA Argo Bromo (sekarang menjadi milik KA Bima) dan Argo Gede (sekarang menjadi milik KA Argo Jati yang akhirnya menjadi milik KA Cirebon Ekspres), 1996 untuk KA Argo Lawu (sekarang dialokasikan juga ke KA Argo Dwipangga, Taksaka, dan Sancaka), 1997 untuk KA Argo Bromo Anggrek dan KA Argo Muria, 1998 untuk KA Argo Wilis dan KA Argo Dwipangga, 2001 untuk KA Argo Bromo Anggrek dan Argo Muria, 2002 untuk KA Argo Muria dan Sindoro, dan Argo Gede (sekarang Argo Parahyangan), 2008 untuk KA Argo Lawu, dan 2010 untuk KA New Argo Jati. KA Argo aslinya memiliki fasilitas yang lebih baik dari KA eksekutif satwa maupun campuran, tetapi sekarang semua KA eksekutif pelayanannya sama saja, perbedaan hanya tidak adanya TV di beberapa KA eksekutif campuran.

Kelas satwa dan campuranSunting

Sedangkan kelas satwa berada di bawah kelas argo. Kereta kelas satwa berkapasitas 52 orang setiap gerbongnya, meskipun sekarang kapasitasnya telah menjadi 50 orang per gerbongnya. Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun nama tokoh-tokoh dalamlegenda Indonesia. Seperti, Gajayana,SembraniTuranggaBimaTaksaka danBangunkarta.
Kelas campuran berada di bawah kelas argo dan satwa. Selain itu, KA eksekutif campuran dicampur dengan KA bisnis/ekonomi/keduanya. Awalnya berkapasitas 52 penumpang per gerbongnya dan sekarang berubah menjadi 50 penumpang per gerbongnya. Contohnya adalah KA Lodaya, Gumarang, Cirebon Ekspres, dan sebagainya.

Pengoperasian dan fasilitasSunting

Pelayanan kelas argo di atas yang lain, seperti TV, meja makan, pintu otomatis, dan terkadang jendela pesawat dan rak bagasi seperti pesawat. Sedangkan kelas satwa, meja makan bisa ada atau tidak. Di kelas campuran, tidak ada meja makan dan TV, serta pintu model geser. Untuk mengetahui kelas KA eksekutif, dapat dilihat dari skema warna kereta. Meskipun begitu, pelayanan KA eksekutif argo, satwa, dan campuran sekarang sama saja, dan semua KA eksekutif yang baru menjalani perawatan di Balai Yasa dicat dengan skema kelas argo, apapun tipe KA eksekutifnya. (kereta yang dulunya dicat warna campuran, dan sekarang dicat warna argo, bisa dilihat di kereta-kereta seperti Lodaya, Malabar, Cirebon Ekspres, dll.). Namun semua kereta eksekutif mulai dicat dengan livery seperti yang ada pada KA Jayabaya, dengan pintu berwarna biru.
Setiap kereta memiliki setidaknya satu atau dua toilet di dekat pintu masuk keluar kereta. Di dalam kereta juga ada fasiltas keselamatan, seperti tabung pemadam kebakaran ataupunemergency brake (rem darurat). Ada pula fasilitas lain seperti lampu baca di setiap kursi.

PeremajaanSunting

Pada tahun 2014, KAI merencanakan pembelian gerbong eksekutif dangerbong ekonomi AC baru buatan PT Inka Madiun[2] setelah sukses dengan peresmian kereta ekonomi AC Jayabaya. Rangkaian gerbong eksekutif baru ini menggantikan gerbong eksekutif yang sudah tidak layak pakai karena sudah sangat tua dan sering bermasalah. Ada pula gerbong retrofit, namun gerbong retrofit ini benar-benar seperti baru dan merupakan hasil mengubah kereta kelas bisnis menjadi kelas eksekutif, seperti mengganti kaca jendelanya, memasang AC-nya, memperindah interiornya, memperbaiki sistem toiletnya, atau mengganti tempat duduknya, misalnya seperti yang ada dikereta api Cirebon Ekspres baru.[3]

PenomoranSunting

Salah satu rangkaian kereta api eksekutif Gajayana
Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif yaitu K1-xxyzz. Artinya, K1 adalah gerbong eksekutif, xx adalah tahun mulai operasi, y adalah jenisbogie, dan zz (nomor urut). Misalnya:K1-97901 artinya kereta kelas 1 (eksekutif) yang mulai dinas tahun 1997dengan jenis bogie '9' urutan ke 01 ditambah dua atau tiga alfabet yang artinya kereta itu milik dipo tertentu.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010, penomoran diubah. Semua gerbong menggunakan format penomoran K1 x yy zz. Artinya, K1 adalah gerbong eksekutif, x adalah jenis penarik: 0 untuk lokomotif, 1 untuk Kereta Rel Listrik, 2 untuk Kereta Rel Diesel Elektrik, serta 3 untuk Kereta Rel Diesel Hidraulik; yy adalah tahun operasi, danzz adalah nomor urut operasi. Contoh:K1 0 97 01, artinya gerbong eksekutif yang ditarik lokomotif (0) mulai dinas tahun 1997 (97), dan memiliki nomor urut 01 dan diikuti dua atau tiga huruf alfabet yang menandakan kepemilikan dipo.

Kereta api kelas eksekutif di IndonesiaSunting

Layanan kereta api kelas eksekutif (argo & satwa) di Pulau Jawa
Nama Kereta ApiRelasiDipo Kereta
Argo Bromo AnggrekGambir -Surabaya Pasar TuriSurabaya Pasar Turi (SBI)
Argo Dwipanggadan Argo LawuGambir -Solo BalapanSolo Balapan (SLO)
Argo Muriadan Argo SindoroGambir -Semarang TawangSemarang Poncol (SMC)
New Argo JatiGambir -CirebonCirebon (CN)
Argo WilisBandung -Surabaya GubengBandung (BD)
GajayanaGambir -MalangMalang (ML)
SembraniGambir -Surabaya Pasar TuriJakarta Kota (JAKK)
BimaGambir -MalangJakarta Kota (JAKK)
TaksakaGambir -YogyakartaYogyakarta (YK)
TuranggaBandung -Surabaya GubengSidotopo (SDT)
BangunkartaGambir -Surabaya GubengSidotopo (SDT)
Layanan kereta api kelas eksekutif di Pulau Sumatera
Nama Kereta ApiRelasiDipo Kereta
Limex SriwijayaKertapati -Stasiun Tanjung KarangTanjung Karang (TNK)
SribilahStasiun MedanStasiun Rantau PrapatMedan (MDN)
Sindang Marga Lubuk LinggauKertapati -Lubuk LinggauKertapati (KPT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar